Sebelum maghrib itu, Saya menyiapkan bahan-bahan cap cay. Niatnya mau masak buat makan malam. Rencananya ku tinggal sejenak buat sholat maghrib. Tapi notifikasi WA keburuan bunyi. Saya gak pernah menyalakan notifikasi WA dari semua grup, semua tak silent. Jadi kalau ada WA biasanya adalah dari teman, bukan grup. Saya buka sejenak sebelum mengambil air wudhu.
Seperti tersambar petir. Bikin kaget, merinding, dan syoook.
Tertulis dari Mbak Evi:
"Sahabat, Hakiim sudah tidak ada. Mohon dimaafkan segala kesalahannya"
Saya baca sekali lagi, memastikan Mbak Evi tak salah kirim. Saya baca lagi, memastikan itu kabar dari Mbak Evi kalau-kalau kucingnya meninggal. Biasanya beliau suka ngasih tahu random kalau kucingnya meninggal.
Tapi ku baca berkali-kali, iya, tulisannya demikian. Saya berharap masih ada WA lanjutan dari Mbak Evi, kalau ini prank. Kalau ini salah kirim, bukan Hakiim yang ku kenal.
Saya coba telp Mbak Evi, tapi gak dianggkat. Jantung makin berdegup. Badan mulai lemes dan memaku.
Lalu saya beranikan diri telpon Kakak Iparnya untuk mengkonfirmasi. Beliau bilang Mas Ocid sedang tak sadarkan diri, dalam proses lagi dicarikan ambulan.
Kontan, Saya mulai tak bisa berkata-kata lagi. Nangis pun gak bisa. Harus ngapain gak tahu. Masih gak percaya. Masih belum bisa membedakan ini bohong atau tidak.
Munculah ketakutan-ketakuan.