"Kalau Anda lihat blog ini sering update tulisan, berarti yang punya lagi selow. Tetapi kalau jarang.... ya berarti lagi males-lah. Sibuk sih enggak."
Jumat, 27 Desember 2019
DAILY QUOTE #2
A Photo Story: Selayang Pandang Suku Anak Dalam
"Dulu, sekedar ngobrol dan lewat di depan perempuan Suku Anak Dalam (SAD) akan dikenakan denda. Minimal beberapa helai kain" ucap salah seorang anak Tumenggung Hasan, yang juga membantu menerjemahkan ucapan ayahnya tersebut kepada kami.
Senin, 05 Agustus 2019
Daily Quote #1
Saya terlahir untuk cinta sama Mie Ayam, Bakso dan Per-Sotoan. Sampai-sampai saya punya falsafah hidup tentang mereka. Gini :
Salah satu cara memilih Mie Ayam atau Bakso atau Soto yang enak adalah dengan melihat bagaimana konsistensi pedagang menjual makanan-makanan tersebut. Semakin konsisten buat jual Mie Ayam atau Bakso atau Soto 'doang' itu semakin tervalidasi keenakannya. Semakin inkonsisten, semakin rasanya tidak teruji. Jadi, kalau kalian lihat warung makan jual Mie Ayam, Bakso dan Soto dalam satu kesatuan. Sebaiknya hindari. Dipastikan tidak enak.
Jumat, 12 Juli 2019
Upaya Mitra Aksi Memaksimalkan Pemanfaatan Pangkalan Data Untuk Pembangunan Desa
Bentang alam desa Muara Madras, Jambi |
Lembaga Mitra Aksi merupakan salah satu lembaga non
pemerintahan yang fokus pada pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,
pendidikan, pemberdayaan perempuan dan perbaikan sumber-sumber kehidupan yang
berkelanjutan. Pada proses pendampingannya, Mitra Aksi memanfaatkan seri data
untuk mengukur dan mendorong perubahan-perubahan yang diinginkan. Aplikasi database (pangkalan data) desa salah
satu perangkat yang digunakannyanya.
Pusat pangkalan data desa milik Mitra Aksi ini adalah sistem
penyimpanan dan pengolahan data yang berisi data keruangan dan sosial
masyarakat desa. Data spasial merupakan data dalam bentuk peta yang terdiri
atas data kondisi fisik dan biofisik, tata guna lahan, status kepemilikan
lahan, dan kawasan rawan bencana. Data sosial berisi profil penduduk yang
meliputi pendapatan masyarakat, pekerjaan, pendidikan, riwayat sakit, dan data
sosial budaya lainnya. Pangkalan data tersebut akan selalu diupdate oleh
masyarakat setiap saat sehingga menggambarkan kondisi faktual tentang bentang
alam di sekitar desa.
Meski di Plosok, Tak Membuat Desa ini Gaptek Loh!
Kondisi desa Renah Pelaan, Merangin, Jambi. |
Matahari waktu itu tepat di atas kepala kami, kala rombongan kami menunggu
di depan rumah panggung cat hijau. Untungnya ada beberapa pelindung naungan
pohon yang menangkal sinar surya secara langsung. Setelah menunggu sekitar setengah
jam, akhirnya nampak dua orang laki-laki dengan motornya dari arah barat. Apri, pria yang membonceng motor itu datang
membawa sebuah laptop.
Minggu, 30 Juni 2019
Plesiran : Menjejakan Kaki di Dusun Napaksikam, Daerah Paling Ujung Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
‘Pagi itu, orang-orang sudah bergegas untuk ke ladang atau ke pasar terdekat menjual hasil bumi yang mereka panen. Napaksikam di pagi hari sangat indah. Kabut masih turun dari bukit-bukit dan menyapu bentang hutan yang menghampar hijau. Suara burung saling beradu satu sama lain. Anak-anak mulai berangkat sekolah’
Bentang Alam sekitar dusun Napaksikam |
Menyusuri jalan berkelok nan sepi sembari diiringi hujan
dimalam hari membuat saya terkantuk-kantuk. Waktu di jam tangan saya menunjukan
pukul 20.15. Diskusi-diskusi hangat di dalam mobil mulai sepi. Bekal kopi lintong
yang saya bawa dari Dolok Sanggul juga sudah habis. Rasanya ini konspirasi
paling baik untuk rehat sejenak setelah sehari yang melelahkan di Humbang
Hasundutan. Saya sandarkan kursi mobil dan mulai memejamkan mata.
Selasa, 07 Mei 2019
Mendorong Kegiatan Konservasi Gajah Sumatera Tepat Sasaran
Ketersediaan habitat alami dan ruang jelajah gajah Sumatera yang semakin terbatas mengakibatkan tingkat konflik gajah dan manusia (KGM) cenderung meningkat. Mengutip data Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), jumlah populasi gajah per 2016 diperkirakan sekitar 1.724 ekor. FKGI juga mencatat lebih dari 700 gajah mati dalam 10 tahun terakhir. Sebagian diduga sengaja dibunuh untuk diambil gadingnya.
Saat ini, populasi Gajah Sumatera tersisa hanya terdapat di tujuh propinsi (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung dan Sumatera Selatan). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa 85% populasi tersisa diketahui berada di luar kawasan konservasi dan banyak diantaranya tergabung dalam kelompok-kelompok kecil dan terisolir. Hal ini dapat meningkatkan resiko kepunahan lokal dan konflik dengan manusia.
Awal April 2019 lalu, para ahli gajah berkumpul untuk membahas upaya penanggulangan ancaman gajah Sumatera tersebut. Semua sepakat bahwa populasi mammalia besar tersebut menurun dan menghadapi ancaman yang tinggi. Berbagai upaya penyelamatan juga sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga masyarakat, namun belum mampu menjawab keseluruhan permasalahan yang ada. Maka dari itu diperlukan suatu upaya rencana konservasi gajah Sumatera yang tepat sasaran.
Senin, 06 Mei 2019
Apakah Saya Harus 'Break' Menonton AC Milan?
AC Milan juara Champion 2006/2007. Sumber foto : google.com |
"Pada jaman saya, ketika kami kalah kami tertunduk. Tidak ada yang melihat handphone. Kami melihat Kapten kami, kami merasa malu. Dia (Maldini) memberi contoh arti kerja keras dan komitmen di dalam dan di luar lapangan. Rasanya sekarang kami kehilangan sosok itu" Gattuso pada Maldini
Saya lupa kapan pertama kali saya menonton bola. Tetapi
memori paling saya ingat ketika ‘pertama’ kali nonton olahraga paling terkenal
di dunia tersebut adalah pertandingan antara Inggris vs Argentina pada Piala Dunia
1998. Saya masih kecil dan hanya nimbrung nonton dengan para orangtua di desa
saya. Saya tidak begitu ingat jalannya pertandingan seperti apa, namun satu hal
yang paling menonjol yang bisa saya simak adalah diusirnya pemain nomor
punggung 7 dari lapangan. Insiden tersebut dimulai ketika 2 orang jatuh lalu berlanjut
dengan sedikit tendangan dari si nomor punggung 7 berbaju putih. Akhirnya wasit
mengeluarkan 2 buah kartu. Satu kartu kuning untuk Diego Simone, yang kelak
bakal menjadi pelatih Atletico Madrid dan satunya kartu merah kepada Pangeran
Lapangan dari Inggris, David Beckham.
Mengagumi (pemain) bola waktu kecil memang sederhana. Lihat
saja siapa pemain paling jago gocek, cetak gol dan tentu paling good looking. Termasuk saya waktu itu,
saya melihat umpan-umpan akurat Beckham dan tendangan pisangnya. Tetapi dalam pertandingan
tersebut selain Beckham, saya juga melihat anak muda berbakat. Michael Owen
namanya. Dia yang berjasa atas 2 gol ke gawang Argentina. Waktu itu, dia masih
menjadi wonder kid berbakat dari Inggris. Skill dan kecepatannya kelihatan
menjanjikan. Sayang, karirnya harus hancur karena cidera.
Lewat Michael Owen-lah kemudian saya tahu Liverpool. Aneh,
Liverpool dan Inggris memang klub dan negara pertama yang saya ingat ketika
menonton bola. Tetapi sekarang saya justru menjadi Milanisti.
Saya tak ingat kapan menjadi Milanisti. Tetapi bisa
dipastikan itu bukan pada era keemasannya di bawah asuhan Sacchi dan trio
Belanda. Kala itu saya belum lahir dan belum ada youtube atau google yang
menunjukan siapa Milan pada waktu itu.
Rabu, 01 Mei 2019
Membangun 'Knowledge Management' Melalui Berbagi Pengetahuan
“Kalau perekonomian
masih tumbuh, sementara usaha Anda mengalami kemunduran, itu pertanda ada
lawan-lawan baru yang tak terlihat. Temukanlah. Gunakan ilmunya untuk
menciptakan sesuatu yang baru” Steve Jobs
Dewasa ini, perusahaan atau organisasi dituntut selalu
dinamis dalam menangkap kesempatan dan perubahan zaman. Anonim pernah berkata
bahwa kepunahan suatu perusahaan adalah keniscayaan, tetapi tugas kita adalah bagaimana
dapat mengundur kepunahan tersebut. Kepunahan dapat ‘diundur’ ketika
perusahaan atau organisasi ramah terhadap perkembangan zaman.
Salah satu contoh kegagalan perusahaan yang tidak mampu
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman adalah Nokia. Perusahaan
telekomunikasi asal Finlandia ini pernah berjaya cukup lama di bidangnya. Namun
tiba-tiba dia harus terpuruk karena sedikit bebal menangkap perkembangan zaman.
Nokia bersikeras untuk tetap mempertahankan sistem Symbian-nya. Dia menolak
sistem android (yang sekarang merajai pasar gawai di dunia). Nokia melihat
bahwa sistem android waktu itu banyak celahnya. Namun dia tidak melihat
permintaan pasar. Bahasanya Rhenald Kasali, Nokia tak pernah bisa menjembatani permintaan
lintas-generasi. Walhasil, tiba-tiba android berkembang pesat. Pada waktu itu
permintaan gawai tak sebatas menghadirkan perangkat untuk berkomunikasi
melalui telepon. Tetapi bisa hadir bersama dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Sebut saja salah satunya, permintaan aplikasi game. Meski banyak kelemahannya waktu itu, Android
dengan sistem Java-nya mampu dengan mudah mengembangkan aplikasi permainan. Bahkan
saat ini, Android telah hadir bersama dalam keseharian masyarakat, dari mulai alat hiburan sampai menyediakan tools pembayaran berbasis elektronik. Sistem Symbian yang
diklaim susah dikembangkan oleh para developer akhirnya harus menyerah. Tak
berhenti disana, pada saat Nokia telah gagal dan melihat besarnya Android saat
itu, mereka malah bekerja sama dengan Microsoft. Mereka masih menolak android. Steven Elop, CEO Nokia waktu itu, mengatakan bahwa Nokia dan Windows Phone-nya akan dapat mengalahkan dominasi
Android. Tetapi kemudian faktanya adalah Nokia masih tetap terpuruk. Dua kali
Nokia harus gagal. Sekarang mereka telah menggandeng Android dalam perangkat
lunaknya, tetapi pada saat yang sama gawai lain sudah berlari meninggalkan Nokia.
Langganan:
Postingan (Atom)