foto oleh yudha |
Ini adalah soal waktu.
Ketika orang bertanya “Kalau kamu
bisa ke masa lalu, kamu mau ngapaian?” Sudah pasti saya akan menjawab : Tidak. Saya
tidak mau ke masa lalu bagian mana pun dari hidup saya. Untuk apa pergi ke masa
lalu?
Teori Relativitas Umum dan Khusus milik Einsten memang
mengatakan seseorang bisa ke masa lalu. Melalui suatu kecepatan yang melebihi
kecepatan cahaya dan travelsable worm hole. Tapi untuk apa? Ketika kita sampai ada di masa lalu, apakah kita bisa mengubah kejadian saat itu? Tidak,
tidak akan pernah mungkin mengubah kejadian di masa lalu.
Misalnya pun ketika saya berhasil mengubah bagian peristiwa
di masa lalu, maka saya yang sekarang tentu tidak akan pernah ada (Paradoks
Kakek, Stephen Hawking). Saya akan berada di dimensi mana? Dalam universe yang
mana? Saya akan nyasar dalam ruang waktu yang mana? Saya tidak tahu.
Misalnya, saya berhasil ke masa lalu dan berhasil mencegah
saya dari perbuatan suatu dosa? Apakah kemudian Tuhan akan mengampuni dosa yang
sebelumnya telah di tulis Nya? Apa karena saya mengubah masa lalu dan mencegah
dosa masa lalu saya, maka Tuhan akan serta merta mengampuni dosa saya? Apakah
Tuhan akan membiarkan makhluknya seenak jidat mengubah ketetapan Nya?
Ah sudahlah, pokoknya saya tidak mau ke masa lalu. Boro-boro
untuk mengubahnya. Saya cukup belajar dari masa lalu. Untuk mendatangi masa
depan yang saya inginkan. Karena peristiwa di masa lalu tidak akan pernah bisa
kita ubah.
Toh Tuhan Maha Pengampun.