Sabtu, 28 Mei 2016

Yuk, Hati-Hati Dalam Belanja Online!

Design oleh yudha


Waktu itu saya masih ingat betul ketika saya hendak membeli sebuah action camera. Saya memang sudah lama ingin membeli act cam, cuma kebetulan belum ada waktu. Sebelumnya, saya telah banyak menimang dan mencari tahu kira-kira act cam mana yang cocok dan sesuai dengan budget. Akhirnya setelah melihat banyak review, pilihan saya jatuh pada sebuah act cam produksi China yang katanya punya kualitas mumpuni.
***


Jum’at Malam, 13 Mei 2016
Kebetulan insomnia saya kumat. Sudah gosok gigi (abaikan) dan baca buku, tetapi tetap saja mata masih terjaga. Badminton sesorean di kantor ternyata juga tidak serta merta membuat saya gampang tidur.
Baiklah.
Iseng saya membuka ipad dan browsing harga act cam. Mulai dari lazada, bukalapak, elevenia, kaskus, dan terakhir olx. Sekedar mencari pembanding dan standar harga. Lama mencari, akhirnya saya menemukan sebuah iklan di olx dengan harga yang sangat murah dari yang lain, ditulisnya harga itu Rp850.000. Saya simpan laman itu.
Iklan penipu di OLX


Sabtu, 14 Mei 2016
Hari yang saya rencanakan untuk melihat dan (kalau cocok) membeli act cam di sebuah pusat kamera Jakarta. Namun, hujan hari itu nampak akrab dengan langit Jakarta. Pagi sampai malam hujan tak kunjung reda.
Hujan dan ditambah weekend. Sebuah perpaduan yang pas untuk sekedar bermalas-malasan di kosan bukan? Dan mundurlah rencana awal saya tadi.
Bermodal iseng, saya tanya-tanya ke penjual di iklan olx yang semalam saya simpan lamannya. Bak gayung bersambut, ditanggapilah oleh si Penjual. Dari awal saya komunikasi dengan penjual, sebenarnya saya merasa penjualnya ini agak kurang beres (aneh), misalnya :
1.    Dia maunya komunikasi melalui BBM dengan Whatssap pun tak mau.
2.    Saya coba menawar harga terendah dan tanpa pikir panjang oleh penjual langsung di iyakan, padahal act cam yang saya pesan adalah tipe terbaru dan harganya jauh di atas tawaran saya.
3.    Penjual tidak mengerti tentang barang yang dijual. Beberapa kali saya tes pengetahuannya dengan meminta menunjukan model-model act cam-nya. Hasilnya selalu salah. Dia mengaku adalah penjual baru.
4.    Ketika saya ajak COD penjual mengaku tidak di Jakarta, tetapi di Surabaya. Padahal alamat di Olx di tulis di Jakarta. Dia bilang sedang promo untuk menarik pembeli dari berbagai daerah.
5.    Saya minta untuk pakai rekening bersama, tetapi ngakunya dia baru pemula sehingga belum punya rekber
6.    Okelah dengan segala keanehan tersebut, saya memutuskan untuk tidak membeli.
nomor hp si penipu

Tetapi penjual berusaha meyakinkan saya. Dia kirim KTP dan SIM-nya sebagai jaminan.
Melihat foto KTP dan SIM-nya saya pikir dia orang baik dan ditambah dia berani pasang badan dengan mengirimkan KTP-nya. Saya pikir penjual adalah orang yang jujur. Bermodal ini akhirnya saya yakin pada si penjual. Saya pikir, tidak akan berani menipu karena saya punya identitas lengkapnya.
Setelah menyepakati harga, saya kirim uang malam itu lewat M-Banking. Eh la kok ndilalah permata bank saya yang biasanya kalau malam gak bisa buat ngirim duit alias sms tokennya kalau malam sering tidak terkirim kok ini tumben-tumbenan terkirim. Ya mungkin rejeki penjualnya.
Uang sudah terkirim dan saya pun mengkonfirmasi ke penjual. Penjual bilang ‘oke’ dan barang akan segera dikirim.

Transfer ke norek penipu. Norek atasnama Rommy

Selasa, 17 Mei 2016
Saya sudah mulai was-was ketika si penjual tidak memberi kabar atau nomor seri pengirimannya. Selasa sore itu saya coba telpon penjualnya dan telpon tidak aktif. Setelah saya mulai putus asa, telpon dari penjualnya datang.
Pertama dia menanyakan kebenaran identitas saya. Kemudian, dia mulai berbicara aneh macam penipu. Dia sering mengulang kata-kata “Bapak, mohon didengar dan diperhatikan…”. Kurang lebih isi telponnya demikian :
1.    Dia mengabarkan bahwa barang belum bisa dikirim.
2.    Alasan barang belum bisa dikirim karena dia baru ditelpon dari pihak bea cukai kalau ada masalah pengiriman
3.    Dia akan membantu menyelesaikan masalah ini dan dia meminta saya untuk mengirimkan uang 1,2 juta lagi agar notanya sesuai dengan harga asli demi mengelabui bea cukai
4.    Dia berjanji akan mengirim balik uang 1,2 juta itu kepada saya jika barang sudah terkirim

Alasan macam apa itu? Saya pun tahu sejak pertama kali angkat telpon, saya telah ditipu. Saya coba ulur-ulur pembiacaraan dan berlagak bodoh menanggapi si penjual. Saya rekam pembicaraan kami. Siapa tahu rekaman ini bisa menjadi tambahan bukti ke polisi.
Setelah telpon yang menjengjelkan itu, saya coba googling tentang penipuan seperti ini. Saya menemukan modus hampir serupa di forum kaskus (berikut saya sertakan lamannya : http://www.kaskus.co.id/thread/56c2dda7dac13e40238b4568 ). Dari forum itu cara yang dipakai penipu hampir sama. Berikut saya ringkaskan :
1.    Penipu punya KTP dan SIM yang ternyata itu adalah milik orang lain atau korban mereka juga
2.    Penipu memiliki alamat toko palsu
3.    Harga barang yang dijual jauh lebih rendah dari harga normalnya
4.    Tidak puas dengan uang yang telah dikirim korban, penipu akan meminta uang lagi dengan modus barang bermasalah dengan bea cukai karena harganya terlalu murah. Agar urusan dengan bea cukai selesai, penipu akan minta uang tambahan seharga barang yang asli (iming-imingnya uang akan dikembalikan)
5.    Penipu lain yang mengaku polisi bandara akan menelpon korban. Dia berpura-pura memeras korban karena barang pembelian korban tidak ada pajaknya (illegal)

Rabu, 18 Mei 2016
Saya berniat melaporkan kejadian itu ke polisi dan bank yang bersangkutan. Harapan saya meski nanti uang tidak kembali, yang penting nomor rekening penipu bisa diblokir. Syukur-syukur polisi bisa mengusut dan menangkap pelaku atau paling tidak memberi himbauan kepada masyarakat (cuma berkhayal).
Rabu pagi saya mempersiapkan semua barang bukti dan ijin kantor untuk cuti setengah hari guna mengurus ini.
Datang dengan harapan selangit ke kantor polisi, tapi faktanya sampai sore hari saya hanya berhasil wora-wiri. Eh, (tahu sendiri kan apa yang akan terjadi?) saya malah diputer-puterin gak jelas. Mulai dari polres-polsek di deket kantor saya kemudian di arahkan ke polres tempat tinggal saya sampai terkhir disuruh ke kantor polisi pusat. Entah mereka yang gak tahu SOP atau malas ngurusinnya.
Ya begitulah. Pada akhirnya saya memilih untuk menyerah. Mohon maaf karena pada akhirnya saya menyerah. Jalan terkhir yang saya bisa ya cuma nulis ini, biar orang lain gak ikut tertipu.

Ingat, bahwasanya di negeri ini masyarakatnya dituntut untuk mandiri dan jangan ngandelin pemerintah. Di Negeri ini, masyarakatnya yang harus ekstrawaspada. Di Negeri ini masyarakatnya yang harus bisa menjaga diri sendiri. Jangan terlalu berharap pada pengayomnya. Karena memang kita diajakarkan untuk itu.
***

PESAN : Semoga teman-teman yang telah membaca ini bisa waspada. Jangan mau membeli barang online (kecuali ada jaminan dan garansi dari toko onlinenya)  tanpa bertemu langsung. Usahakan membeli barang online dengan rekening bersama. Pilih-pilih penjual yang punya track record bagus (biasanya di Kaskus nyantumin track recordnya atau penjual telah terverifikasi). Jangan terpengaruh oleh harga murah. Kalau mau membali barang elektronik sih (apalagi second) usahakan cek dulu barangnya dengan ketemu langsung, itupun harus ekstra teliti, lihat barangnya sampai detail. Terakhir jika semua sudah dilakukan, jangan lupa berdoa. Ingat bahwa rejeki semuanya ada ditangan Allah SWT.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar