Sunrise dan Sunset, selalu
saja berulang kali membuat saya jatuh cinta. Sekedar memandangnya
berlama-lama pun tak akan jadi bosan. Saat menunggu Sang Surya muncul lalu meninggi atau tenggelam dalam tenang,
selalu menjadi bagian yang luar biasa. Kala demikian, Tuhan seraya memperlambat waktu. Maka sekedar mengejarnya ke Barat
atau ke Timur pada subuh atau sore tak jadi soal. Sunrise dan Sunset, salah satu ciptaan-Nya
yang selalu membuat saya jatuh cinta
lagi dan lagi.
***
Bukit Cemuris, sekilas bagi anda pemburu sunrise mungkin asing
dengan nama tempat ini. Bahkan bagi wisatawan yang berdomisili di sekitar Borobudur atau
Magelang juga mungkin masih meraba-raba dengan nama tersebut. Karena memang Bukit
Cemuris ini baru saja dibuka untuk umum. Letaknya berada di sebelah Punthuk Setumbu. Saya
yakin, jika mengatakan “Punthuk Setumbu” sebagian dari anda jauh lebih familiar, karena tempat ini sudah
menjadi destinasi wisatawan lokal maupun asing.
Dari
segi pemandangan atau landscapenya,
Cemuris dan Punthuk Setumbu tidak berbeda jauh karena
memang letaknya bersebelahan. Fasilitas seperti kamar mandi dan ketersediaan air yang dimiliki Punthuk Setumbu,
Bukit Cemuris belum punya. Ikhwal harga tiket
masuk, Bukit Cemuris jauh lebih murah meriah. Tiket masuknya masih “sukarela” dan biaya parkirnya juga cuma 2 ribu rupiah,
sedangkan tiket Punthuk Setumbu untuk wisatawan lokal sebesar Rp. 15.000,- dan
RP. 30.000,- untuk wisatawan asing.
Saya sendiri lebih memilih mengunjungi
Bukit Cemuris, selain pertimbangan tadi, alasan saya memilih Cemuris karena disini
wisatawannya masih sedikit dan sepi. Sehingga saya bisa khusyuk menikmati
Matahari terbit
dengan tenang tanpa kegaduhan seperti pasar. Alasan lain karena saya sudah pernah ke Punthuk
Setumbu.
Malam itu, pukul setengah 12, kami
berangkat dari Jogja. Sekitar pukul setengah 1 dini hari baru sampai di rumah
saya (Salaman, Magelang). Kami memutuskan untuk istirahat sejenak sebelum nanti
pukul setengah 4 berangkat ke Cemuris. Yang membuat istirahat waktu itu harap-harap cemas adalah mendung dan gerimis. Mendung
dan gerimis bisa saja menggagalkan rencana kami. Ya, memang halangan tersebesar
melihat sunrise
adalah cuaca. Beberapa kali saya harus gigit jari ketika memburu sunrise kala tertutup mendung. Dan
saya berdoa semoga rencana kali ini tidak gagal. Pun jika gagal, kami sudah berpasrah pada yang Kuasa.
Itung-itung bisa meneruskan tidur sampai pagi lah.
Tapi ternyata, sekitar pukul 3 pagi gerimis
sudah berangsur reda. Kami pun bergegas menyalakan motor dan berangkat menuju Cemuris (dari rumah saya, Cemuris
yang berada di wilayah administrasi Dusun Wonotigo Desa Kembanglimus Kecamata Borobubur
ditempuh dengan sepeda motor memerlukan waktu sekitar
15 menit).
Pagi itu kabut tebal dan dingin yang menusuk ke tulang menjadi teman perjalanan
kami. Sesampainya di “basecamp”, kami disambut dengan keramahan
warga. Beberapa warga juga menawarkan untuk mengantar kami sampai ke atas. Tapi kami memilih untuk ‘nanjak’ sendiri.
Untuk menuju ‘puncak’
Cemuris dengan berjalan kaki ditempuh dengan waktu 15-20 menit. Memang tidak
lama, karena jalan menuju ‘puncak’ dibuat dengan memotong kelerengan. Sehingga
jalurnya lumayan terjal. Perlu menyiapkan nafas panjang agaknya. Sekitar pukul 5 kurang 15
kami sampai di atas. Kami menunggu Sunrise yang jatuh pukul setengah 6 sampai
jam 6 dengan memasak mie dan ngopi.
Menurut saya, spot Sunrise di sini cukup
bagus. Yang menjadi kelebihan Sunrise di sini (yang pasti tidak akan
ditemui di tempat lain) adalah view Candi Borobudurnya yang dibentengi oleh bukit dan gunung. Secara
Candi Borobudur ini cuma satu di dunia. Hehe….
***
Akhirnya yang
ditunggu-tunggu datang. Sang Surya muncul dengan gagahnya. Dibawah, lautan
pohon yang disapu dengan kabut telah siap menyambutnya. Dan siluet Borobudur
kala itu padu padan dengan hijau lautan pohon, turut meramaikan parade alam
ini....
Jingganya Langit |
Borobudur yang mana hayo? |
Merapi Mengepul |
Matahari malu-malu muncul |
Kira2 sekarang sudah rame belum ya Mas?
BalasHapusSetumbu kalo weekday aja udah penuh banget..
Btw walau setelah gerimis sunrise tetap romantis ya itu Mas.. hehe
Currently it appears like BlogEngine is the best blogging platform out there right now. (from what I've read) Is that what you're using on your blog? gmail sign in
BalasHapus