Sunrise di Gunung Batu, padanya adalah tujuan Kami melakukan perjalanan
ke Bogor. Berangkat dari
Jakarta menggunakan Mobil Inova tengah malam. Satu peristiwa dalam mobil ini
kiranya patut saya tuliskan. Kenapa? Karena tidak biasa. Begini, 3 dari Kami adalah orang yang mahir menggunakan mobil. Tapi anehnya sekedar untuk menyalakan mobil ini, Kami butuh panduan dari internet. Berulang kali mobil distarter, tapi mobil tak jua mau menyala. Sejam mungkin kami menghabiskan waktu di dalam mobil
hanya untuk mencari tahu kenapa mobil ini tidak mau hidup. Kami telah peragakan reka adegan keluar masuk mobil, menutup pintu mobil rapat-rapat (kami kira ada yang
kurang rapat dalam menutup pintunya), mencari kunci rahasia, dan puncaknya kami
cari tutorial menyalakan mobil inova di internet. Namun tetap saja nihil. Entah
pada percobaan yang ke berapa puluh, setelah Kami keluar bersama-sama dari
mobil dan mencoba masuk lagi, lalu distarter, HIDUPLAH mobil itu!
Dari Jakarta ke Bogor ditemani oleh macet dan gerimis. Dan sampai di Bogor kira-kira pukul 2 pagi. Kami istirahat sejenak
di 'Basecamp' (sebuah rumah kontrakan yang juga kantor teman) untuk sekedar menunggu jarum pendek bergerak ke angka 3 guna melanjutkan perjalanan ke G.Batu.
Sambil tiduran, Kami menunggu hujan reda, tetapi sepertinya langit pagi itu
tidak mau menghentikan curahan airnya. Kami cukup yakin waktu itu bahwa hujan
tidak mau berhenti. Sehingga Kami memutuskan
untuk membatalkan perjalanan ke G.Batu, Kami pun tidur dengan hati yang 'grundel'.
Esoknya hujan baru berhenti sekitar pukul 8 pagi. Entah kemana lagi Kami akan mengganti perjalanan ke G.Batu pagi tadi
yang gagal. Dan setelah cukup lama berunding sembari searching tempat tujuan yang baru, diputuskan untuk pergi ke Gunung Munara.
Sekitar pukul 12 siang kami berangkat. Perjalanan dari Dramaga, menuju ke lokasi Gunung
Munara (Rumpin atau Pasar Parung) ditempuh dengan mobil sekitar 3,5 jam. Waktu
ini sebenarnya bisa di potong menjadi lebih singkat, kami banyak menghabiskan
waktu mencari jalan ke sana. Akses jalan menuju ke Munara jalannya relatif
jelek. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi atau sewa angkot dari St,
Bojong Gede karena transportasi umum menuju ke Munara belum ada.
Gunung Munara, dengan ketinggian 1500 mdpl (mungkin lebih tepat disebut bukit daripada gunung hehe) baru akhir-akhir ini dikenal oleh wisatawan. Kebanyakan wisatawan tahu mengenai gunung bukit ini melalui media internet. Dahulu Munara terkenal dengan kesan mistis karena memang
pada hari-hari tertentu Munara ramai dikunjungi oleh para peziarah.
Konon, Soekarno Sang Presiden pertama saja pernah berkunjung ke salah satu Goa
di Munara, hingga Goa tersebut dinamakan Goa Soekarno.
Perjalanan menuju ke puncak Munara sedikit terjal dan karena hujan
jalan juga licin serta berlumpur. Peganggan kanan kiri jalan menggunakan bambu tapi beberapa
hanya menggunakan tali rafia. Naik ke Munara sebenarnya hanya membutuhkan waktu
kurang lebih 1 jam. Namun karena diantara Kami ada pendaki pemula dan tidak
memperhatikan SOP naik gunung, perjalanan molor menjadi 2 jam. Eh ini pelajaran
ya, sedekat apapun Gunung itu tapi jangan pernah meremehkan SOP mendaki gunung.
Karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di atas sana.
Landscape
Munara adalah lahan pertanian (sawah dan ladang), bukit-bukit, dan pemukiman penduduk. Sayangnya karena hujan, pemandangan sekitar tidak begitu jelas dan apik, tertutup oleh kabut. Sejam Kami berada di atas, Kami memutuskan untuk turun. Waktu turun
memang keadaan hampir gelap. Apes, senter pun kami cuma bawa 1 (jangan ditiru
ya). Jalanan yang waktu itu licin, berlumpur, dan kondisi gelap, walhasil banyak korban yang berjatuhan (terpleset). Beruntungnya,
kami masih dapat sampai di bawah dengan selamat.
Ya inilah perjalanan tanpa persiapan matang dan tidak
terencana. Tapi secara keseluruhan, saya puas melihat pemandangan hijau
menghampar luas. Juga puas karena berhasil kabur sejenak dari hiruk pikuk Ibu
Kota! Oh ya satu lagi, tidak banyak foto yang bisa saya share karena kesalahan
teknis banyak foto yang rusak. [21042015]
|
Beramai-ramai membersihkan tubuh setelah turun dari Munara |
|
Becek... |
|
Ti ati broh, awas Jatuh! |
|
Puncak Munara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar